Dewan Pimpinan Perkumpulan Solidaritas Pemuda Peduli Pembangunan (DPP-SP3) menduga Kepala Pekon (Kakon) Tampang Tua telah melakukan pemalsuan dokumen laporan pertanggung jawaban. Ketua DPP SP3, Supriyansyah menyebut bahwa dugaan pemalsuan dokumen tersebut tentu tidak serta merta hanya tudingan belaka. Melainkan ada alasan yang kuat. Hal tersebut, menurutnya, diduga dilakukan oleh Kakon Tampang Tua demi melancarkan aksi Korupsi.
“Ya, saya menduga bahwa ada pemalsuan dokumen yang dilakukan oleh kepala Pekon Tampang tua. Hal tersebut dilakukan dalam pembuatan Laporan pertanggung jawaban. saya punya informasi, berupa data dan Tim kita pun sudah turun lapangan”. Ucap Supriyan.
Supriyansyah membeberkan beberapa kegiatan yang terindikasi ada pemalsuan dokumen dalam laporan pertanggungjawaban terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Pekon Tampang Tua.
“Yakni dugaan Mark up atau penggelembungan harga. Ada pun kegiatan yang dimaksud adalah Pembelian Material kegiatan Pembangunan, Pengadaan sarana dan Prasarana kantor, dan belanja barang yang diserahkan kepada pihak ketiga.”lanjutnya
Lebih spesifik supriyan mencontohkan item barang yang diduga dokumennya dipalsukan oleh yang bersangkutan dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ).
“Saya contohkan 1 item dalam satu kegiatan saja. Dalam pembangunan, harga semen dianggarkan sekitar 75 ribu Ruoiah. Pertayaannya adalah toko mana yang menjual semen dengan harga segitu? kalau pun dinyatakan bahwa harga itu karena terima ditempat (Tampang tua), kan ada biaya langsir dianggarkan oleh yang bersangkutan sekitar 35ribuper sak.” Jelasnya.
“Catatan, jumlah semen ini ribuan sak loh. Belum lagi pasir laut, krokos karang dan lain- lain.” Bebernya.
Kemudian dalam hal Sarana dan Prasarana Kantor, lanjut supriyansyah, pembelian beli Notebook sampai 7 unit diduga piktif.
“Yakin barang itu ada? Siapa saja yang menggunakan? Terakhir barang yang diserahkan kepada masyarakat, Bidang kesenian ada seragam tari anak harga sekitar 1,5juta per Stell dan Sound System sekitar 15 juta. Seragam tarian anak yang bagaimana sampe 1,5juta? dan kalau sound system memang ada yang harga mencapai 15 juta bahkan milyar juga ada, tapi sound system yang bagaimana dulu? ” beber Supriyansyah.
Supriyan mengatakan bahwa pernyataan yang ia sampaikan tersebut untuk Tahun Anggaran 2021 .
“Itu baru 1 tahun anggaran, yaitu TA 2021, nanti akan saya buatkan lagi rilis tahun 2022 dan 2023 pada saat analisa total 3 tahun anggaran selesai dianalisa. Terkait ini akan saya laporkan atau tidak nanti kita lihat kedepan, tapi yang pasti dengan adanya pemberitaan ini semestinya pihak terkait harus menindak lanjuti tanpa harus dilaporkan.” pungkas Supriyan. (Buyungzay)
Tinggalkan Balasan